Ada Cerita Di bulan Februari
Februari, bulan di mana hujan sedang menunjukkan eksistensinya. Bulan ini, begitupun dengan bulan ini di tahun sebelumnya, memberikan jawaban atas tanyaku kepada Tuhan. Cerita yang sama dengan orang yang berbeda.
Aku merasakan Tuhan pemilik kehidupan ini begitu menyayangiku. Ia menjawab segala doaku. Memberitahuku lewat banyak isyarat. Hal yang sayangnya sering aku abaikan karena aku terfokus pada angan yang menjadi ingin, hingga kemudian aku terlena dalam obsesi.
Jawaban Tuhan memang tidak selalu sesuai ekspektasi. Tapi Ia tahu apa yang terbaik bagi setiap hamba-Nya (bukan hanya untukku, tetapi juga untuk dia). Hari ini bisa saja aku tak mengerti, tapi kelak aku akan tau jawabannya.
Waktu mungkin tak terasa berlalu. Utamanya setahun ini, pandemi cukup membuat kisah yang berbeda bagi setiap insan. Ya, aku sadar, aku sudah tak lagi berada di waktu yang sama. Aku sudah mendapatkan jawaban itu. Bahwa 'tidak' adalah juga sebuah jawaban.
Selamat tinggal 'satu di antara seribuku'. Rupanya kisah kita cukup sampai di sini. Terima kasih untuk waktu yang pernah terluangkan untuk menjadi pendengarku, teman berbagi cerita. Meski aku cukup terkejut karena kau tak memberikan aku jeda. Ah, bukan, bukan kau tak memberiku jeda, hanya saja aku yang tak menyadari apa yang sudah pergi dariku seiring dengan perputaran waktu.
Kini saatnya aku kembali melanjutkan perjalanan ke tempat itu. Tempat yang menjadi pelabuhanku. Tempat di mana nanti aku tiba dengan sebuah sambutan. Tempat yang menjadi 'rumah' dalam arti yang sebenarnya. Tempat dimana aku akan selalu kembali pulang. Tempat yang kutemukan ketika sisa-sisa luka ini mengering dan sembuh.
Mungkin saat ini aku sedang dalam situasi berproses untuk menerima segala ketentuan. Menyembuhkan segores luka tanpa tangis. Entahlah, mengapa aku yang serapuh ini tak bisa menangis. Ya, kurasa aku tak layak menangisi apa yang bukan milikku. Seperti kisah tukang parkir yang melepaskan kendaraan yang ia jaga berlalu, atau juga kisah seseorang yang mengkredit kendaraan tapi tidak mampu melunasinya. Hingga akhirnya kendaraan yang selama ini ia rawat harus dilepaskan kembali kepada dealer. Ya, inilah bulan yang selalu membuatku terkesan. Dalam langit abu-abu yang juga akan melahirkan terang setelahnya.
Jakarta, 18 Februari, pukul 16:57
Di bawah langit yang basah, menunggu senja datang♥️
Komentar
Posting Komentar