Menikah? Hal yang lazim ditanyakan kepada orang yang sudah dewasa bagi pria maupun wanita yang dilontarkan oleh orang sekitar. Bisa orang tua, saudara, maupun lingkungan sekitar. Ditambah semenjak si komik Raditya Dika mengecengi para jomblo seolah makhluk paling mengenaskan nasibnya dalam SUC yg dia bawakan. Hahaaha kasihaaan..
Ngomong2, perihal pernikahan, sebenernya itu bukan tolak ukur happy endingnya kehidupan manusia. Setiap orang punya ujiannya masing2. Semua akan terlihat indah bila masing2 individu berhasil menutupi aibnya masing2. Makanya dalam pernikahan itu selalu diupayakan bagaimana mengemas rumah tangga menjadi indah baik secara isi maupun kemasannya. Walau isi ga selalu enak krn ada tanggal 'baik digunakan sebelum....' alias kalo bahasa gaulnya 'expired'. Tapi yang terpenting adalah gimana caranya meracik isi agar tetap enak, dan juga mengkreasikan supaya kemasannya jg tetap bagus.
Intinya, menikahlah ketika kau sudah menemukan seseorang, yang bila kau di sisinya, kau tetap bisa jadi dirimu sendiri dan menjadi tempat berbagi suka serta duka. Begitu pula sebaliknya, yg bila bersamamu dia merasakan ketenangan. Selain itu, juga bisa dilihat dari bagaimana seseorang itu menjaga komitmennya. Hal yang paling penting yaitu yang niatnya menikah karena Allah. Jadi, menikah dengan tujuan saling memperbaiki diri karena Allah.
Untuk sekarang, sambil nunggu yang tepat, semuanya step by step harus dibenahi. Pertama, yaitu mencintai diri sendiri dengan cara memperhatikan kesehatan dan kebersihan tubuh. Kedua menjadi pribadi yang punya prinsip yang kuat, dalam artian, gue harus tau apa yang menjadi tujuan gue alias gak labil. Gue pengen banget ngurangin atau kalo bisa sih ngilangin yang namanya rasa 'gak enakan' dalam menanggapi ajakan teman. Ini nih yang paling sulit. Intinya sih pertimbangkan sisi baik atau buruknya buat diri sendiri. Kalo ngerasa nggak nyaman, ya lebik baik ga usah dilakukan. Ketiga, mengingat harga daging dan harga vendor pernikahan itu kian lama kian naik, menabung adalah suatu keharusan. Berapapun itu, walau pendapatan gue ga seperti mereka2 yang salarynya 2 digit, tetep harus bisa nabung walau sedikit. Semangattt.. Keempat, belajar masak. Kalo soal ini, soal masak sebenernya bisa, cuman ke dapurnya itu masih mood2an. Hahha.. Perbaikin mood dan niat ke dapurlah pastinya. Dan yang terakhir, ini nih yang paling penting, belajar agama dengan baik. Supaya bisa tau esensi pernikahan itu apa, hal yang harus dilakukan itu apa. Selain itu, dengan belajar agama, bisa belajar dan mengaplikasikan bagaimana cara hidup yang baik. Kalo yang ini butuh waktu seumur hidup buat belajar memahami berbagai pelajaran hidup. Berat broh jadi orang baik. Adaa aja ujiannya. Pengen banget jadi pribadi yang lebih baik lagi dari diri gue yang dulu. Musti banyak belajar dan menikmati prosesnya.
Ngomong2, perihal pernikahan, sebenernya itu bukan tolak ukur happy endingnya kehidupan manusia. Setiap orang punya ujiannya masing2. Semua akan terlihat indah bila masing2 individu berhasil menutupi aibnya masing2. Makanya dalam pernikahan itu selalu diupayakan bagaimana mengemas rumah tangga menjadi indah baik secara isi maupun kemasannya. Walau isi ga selalu enak krn ada tanggal 'baik digunakan sebelum....' alias kalo bahasa gaulnya 'expired'. Tapi yang terpenting adalah gimana caranya meracik isi agar tetap enak, dan juga mengkreasikan supaya kemasannya jg tetap bagus.
Intinya, menikahlah ketika kau sudah menemukan seseorang, yang bila kau di sisinya, kau tetap bisa jadi dirimu sendiri dan menjadi tempat berbagi suka serta duka. Begitu pula sebaliknya, yg bila bersamamu dia merasakan ketenangan. Selain itu, juga bisa dilihat dari bagaimana seseorang itu menjaga komitmennya. Hal yang paling penting yaitu yang niatnya menikah karena Allah. Jadi, menikah dengan tujuan saling memperbaiki diri karena Allah.
Untuk sekarang, sambil nunggu yang tepat, semuanya step by step harus dibenahi. Pertama, yaitu mencintai diri sendiri dengan cara memperhatikan kesehatan dan kebersihan tubuh. Kedua menjadi pribadi yang punya prinsip yang kuat, dalam artian, gue harus tau apa yang menjadi tujuan gue alias gak labil. Gue pengen banget ngurangin atau kalo bisa sih ngilangin yang namanya rasa 'gak enakan' dalam menanggapi ajakan teman. Ini nih yang paling sulit. Intinya sih pertimbangkan sisi baik atau buruknya buat diri sendiri. Kalo ngerasa nggak nyaman, ya lebik baik ga usah dilakukan. Ketiga, mengingat harga daging dan harga vendor pernikahan itu kian lama kian naik, menabung adalah suatu keharusan. Berapapun itu, walau pendapatan gue ga seperti mereka2 yang salarynya 2 digit, tetep harus bisa nabung walau sedikit. Semangattt.. Keempat, belajar masak. Kalo soal ini, soal masak sebenernya bisa, cuman ke dapurnya itu masih mood2an. Hahha.. Perbaikin mood dan niat ke dapurlah pastinya. Dan yang terakhir, ini nih yang paling penting, belajar agama dengan baik. Supaya bisa tau esensi pernikahan itu apa, hal yang harus dilakukan itu apa. Selain itu, dengan belajar agama, bisa belajar dan mengaplikasikan bagaimana cara hidup yang baik. Kalo yang ini butuh waktu seumur hidup buat belajar memahami berbagai pelajaran hidup. Berat broh jadi orang baik. Adaa aja ujiannya. Pengen banget jadi pribadi yang lebih baik lagi dari diri gue yang dulu. Musti banyak belajar dan menikmati prosesnya.
Komentar
Posting Komentar