Corona: keberadaanmu tak seindah namamu
Halo my blog, apa kabar? Rasanya aku ingin sekali menulis. Meninggalkan jejakku pada laman digital ini. Kali ini aku akan bercerita tentang wabah yang menjangkiti banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. yap, tak lain tak bukan adalah virus Corona, yang keberadaannya tak seindah namanya. Peristiwa yang seumur hidup baru aku alami dan sangat mengganggu aktivitas yang telah menjadi rutinitas.
Mulai tanggal 17 Maret lalu, sekolah-sekolah di DKI mulai diliburkan. Dimana saat itu anak-anak muridku tinggal 2 hari lagi menyelesaikan ujian. Kasian memang, apalagi kelulusan mereka benar-benar berbeda. Tidak ada doa bersama menjelang pengumuman, tidak ada perayaan, pemotretan untuk BTS yang terbengkalai, tidak ada UN, juga tidak acara wisuda. Semua dilewati dengan keprihatinan. Sedihlah pokoknya, ga bisa diungkapkan dengan kata-kata kalo udah menyangkut 'my children from another parents'. Kangen sama mereka, meski yang kuberikan jauh dari sempurna. Kangen banget sama drama ala-ala XII IIS, candaan mereka, gaya belajar mereka, kengeyelan mereka, semuanya.
Untuk orang-orang pada umumnya, banyak hajat yang yang harus tertunda dan ditunda. Dan yang membuat sedih lagi, banyak pekerja yang digaji separuh, dirumahkan, hingga di PHK. Apalagi orang-orang yang bekerja di sektor informal, dengan pendapatan mereka yang tidak menentu. It's a sad situation. Ambil hikmahnya saja, disyukuri semua. Karena kejadian ini, aku jadi senang memasak, tau bumbu dapur dan bahan-bahan makanan. Hahahaha. ini adalah hal yang sebelumnya jarang kulakukan.
Sekarang sudah 27 Ramadhan (20 mei 2020), di mana pada bulan puasa kali ini benar-benar tidak ada aktivitas seperti yang biasanya dilakukan di bulan suci umat Islam. Tidak ada ifthar, tarawih, kajian, itikaf. Tapi sisi bagusnya, jd lebih meluangkan waktu berkualitas bersama keluarga. Tidak seperti Ramadhan sebelumnya, yg sering diisi dengan kegiatan baksos, hingga buka puasa bersama teman-teman di lingkungan A, B, C, dan lainnya. Lebih hemat, lebih prihatin, dan benar-benar tidak ada keinginan untuk beli baju baru.
Jujur, aku udah ga tahan lagi sama situasi seperti ini. Ingin pandemi ini segera berakhir. Supaya segala aktivitas bisa berjalan lancat seperti sedia kala. Ga mau lagi rasanya ngeluh-ngeluh capek karena kerja, karena sekarang tau gimana rasanya rindu kerja di sekolah. Semoga selesai di bulan juni. Aamiin
Jakarta, 20 Mei 2020
00.27 WIB
Mulai tanggal 17 Maret lalu, sekolah-sekolah di DKI mulai diliburkan. Dimana saat itu anak-anak muridku tinggal 2 hari lagi menyelesaikan ujian. Kasian memang, apalagi kelulusan mereka benar-benar berbeda. Tidak ada doa bersama menjelang pengumuman, tidak ada perayaan, pemotretan untuk BTS yang terbengkalai, tidak ada UN, juga tidak acara wisuda. Semua dilewati dengan keprihatinan. Sedihlah pokoknya, ga bisa diungkapkan dengan kata-kata kalo udah menyangkut 'my children from another parents'. Kangen sama mereka, meski yang kuberikan jauh dari sempurna. Kangen banget sama drama ala-ala XII IIS, candaan mereka, gaya belajar mereka, kengeyelan mereka, semuanya.
Untuk orang-orang pada umumnya, banyak hajat yang yang harus tertunda dan ditunda. Dan yang membuat sedih lagi, banyak pekerja yang digaji separuh, dirumahkan, hingga di PHK. Apalagi orang-orang yang bekerja di sektor informal, dengan pendapatan mereka yang tidak menentu. It's a sad situation. Ambil hikmahnya saja, disyukuri semua. Karena kejadian ini, aku jadi senang memasak, tau bumbu dapur dan bahan-bahan makanan. Hahahaha. ini adalah hal yang sebelumnya jarang kulakukan.
Sekarang sudah 27 Ramadhan (20 mei 2020), di mana pada bulan puasa kali ini benar-benar tidak ada aktivitas seperti yang biasanya dilakukan di bulan suci umat Islam. Tidak ada ifthar, tarawih, kajian, itikaf. Tapi sisi bagusnya, jd lebih meluangkan waktu berkualitas bersama keluarga. Tidak seperti Ramadhan sebelumnya, yg sering diisi dengan kegiatan baksos, hingga buka puasa bersama teman-teman di lingkungan A, B, C, dan lainnya. Lebih hemat, lebih prihatin, dan benar-benar tidak ada keinginan untuk beli baju baru.
Jujur, aku udah ga tahan lagi sama situasi seperti ini. Ingin pandemi ini segera berakhir. Supaya segala aktivitas bisa berjalan lancat seperti sedia kala. Ga mau lagi rasanya ngeluh-ngeluh capek karena kerja, karena sekarang tau gimana rasanya rindu kerja di sekolah. Semoga selesai di bulan juni. Aamiin
Jakarta, 20 Mei 2020
00.27 WIB
Komentar
Posting Komentar