Bermain Bersama Hujan

Sore ini, di perjalanan pulang kerja tiba2 saja Hujan turun dengan derasnya. Aku yang di pertengahan jalan mengendarai motor semakin merasakan basah di jaketku. Karena tetesannya lumayan deras, butiran hujannya terasa sakit menyentuh kulit dan wajahku. Tak jauh ada ada kolong jembata. Kusempatkan berteduh di bawah jembatan bersama pengendara motor lainnya.

Setelah sampai di bawah jembatan layang, aku mengecek jaketku yang sudah basah kuyup, ternyata sudah tembus sampai ke pakaianku. Aku yang tadinya mau membuka bagasi motor untuk mengambil mengenakan jas Hujan kemudian membatalkan niatku. Lalu aku putuskan untuk melanjutkan perjalanan sambil bermain bersama hujan.

Ku biarkan rintik Hujan mengguyur tubuhku. Entah mengapa rasanya begitu menyenangkan. Teringat masa kecil yang senang mandi hujan. Untungnya, dulu ibuku tidak melarang anaknya mandi hujan, asalkan tidak ada gluduk dan petir. Sepertinya kelak jika aku jadi seorang Ibu, aku akan mengijinkan anakku bermain bersama hujan asalkan tidak ada gluduk dan petir. Sekali2 boleh lah kita bermain bersama alam. Hehehe

Hujan yang mengguyur tubuhku sore ini terasa sangat menyegarkan. Selain tak terdengar gluduk dan petir, rasa dinginnya benar2 memberikan sensasi tersendiri yang tidak bisa diungkapkan dengan kata2. Membuatku yg tadinya masih kepikiran dengan kesibukan sekaligus permasalahan di kantor menjadi berkurang, bahkan terlupakan sejenak. Ya, meman sebaiknya masalah di kantor jangan di Bawa pulang.

Tahun ini memang aku benar2 lebih sibuk dibandingkan tahun lalu, karena kantor memberiku amanah lebih untuk aku tunaikan. Belum lagi yang namanya dunia kerja, ada saja orang yang suka nyinyir mengurusi urusan orang lain yang bukan urusan kantor. Kadang memang orang2 seperti itu suka menciprat wajahnya sendiri tanpa mereka sadari. Kadang aku pasang muka cuek, atau berusaha diam. Tapi, kemarin aku sempat terbawa emosi juga, karena sudah jengah mendengar pembicaraan 2 orang itu yang suaranya agak berbisik tapi kedengaran seraya menyindir sinis. Setelah aku menjawab pembicaraan mereka, suaranya menjadi melemah dan berubah menjadi pura2 perhatian. Setelah itu aku menjadi menyesal. Kenapa aku harus terbawa emosi. Namanya mood kan ya, orang juga kan punya keterbatasan dalam mengontrol emosi. Paling susah memang mengontrol emosi. Tidak seharusnya meladeni orang yang punya sifat iri seperti itu. Mereka merasa aku diistimewakan pimpinan, padahal tugasku juga makin banyak, tak seperti yang mereka pikirkan. Pokoknya, aku nggak boleh emosian lagi. Jangan dipedulikan, Nanti jg capek sendiri. Semangatt!!

Daaaan yang bikin senang,besok adalah weekend. Jd bisa istirahat di rumah,bisa refreshing juga. Hiihihi.. Semoga bisa tetap berjumpa dengan orang2 yang menginspirasi dan bertemu teman2 yang saling mengingatkan. Beruntung masih dipertemukan dengan orang2 yang berusaha memperbaiki diri dalam majelis ilmu agama. Hmm jadi rindu ingin berjumpa mereka di hari minggu. Kalau begini kan bisa menyeimbangkan dan memberi warna di hidupku. Alhamdulillah rabbil 'Alamiin

Komentar

Postingan Populer