Pengalaman Ramadhan Tahun ini
Alhamdulillah, masih diberi kesehatan di bulan Ramadhan tahun ini. Tidak terasa ini sudah malam terakhir bulan Ramadhan. Ramadhan kali ini terasa berbeda dengan Ramadhan tahun lalu. Ada banyak hal baru yang terjadi di dalam hidupku. Benar2 banyak hikmah dan pelajaran yang patut disyukuri.
Pertama, bedanya kalau pada bulan ramadhan tahun lalu ada seseorang yang mengisi hariku dengan menanyakan kabar, mengingatkan salat, berkabar saat menjelang tidur dan ketika sahur via bbm, sekarang tidak. Ya, Walau pun hal2 seperti itu sebenarnya aku tahu sendiri waktu2nya tanpa harus diingatkan, rasanya pasti senang karena ada yang perhatian. Sekarang, masih ada yang perhatian juga, ada ortu, teman2, dan yg spesialnya pastinya kasih sayang dari Allah. Bisa lebih dekat dan khusyu dalam ibadah, curhatnya langsung ke Allah.
Kedua, alhamdulillah setahun ke belakang dikasih
amanah mengemban tanggung jawab yg lebih. Dari
amanah itulah aku banyak belajar banyak hal. Pastinya, dalam perjalanan setahun ini prosesnya gak mudah, banyak tantangannya. Dan di akhir mengemban amanah ini, bertepatan dengan pertengahan bulan suci ramadhan, aku mendapatkan banyak hadiah. Mulai dari pakaian, mukena, sepatu, tas, parfum, kain, juga THR. Dari hadiah2 itu, aku jadi bisa sedikit berbagi dengan orang2 terdekat.
Ketiga, ada satu kejadian (bisa dibilang musibah kecil) yang memberikan pelajaran berharga buatku. Ya, sebuah program asuransi telemarketing yang bekerjasama dengan bank tempat ku memperoleh uang gaji. Oknum telemarketing itu awalnya menelpon beberapa bulan lalu menelponku. Awalnya ia mengaku sebagai orang bank, belakangan akhirnya ia mengakui sebagai agen asuransi. Entah mengapa aku jadi terbawa omongan sehingga aku mengucapkan kata "ya". Tidak tahunya, ia merekam ucapan "ya" ku itu. Entahlah, aku tersugesti atau apa namanya. Pas aku sadar, aku teringat dengan kata2 orang di telpon tadi, katanya nanti saldoku akan berkurang secara otomatis tiap bulannya. Akhirnya setiap aku gajian, aku menyelamatkan uangku ke rekening ku yang lain. Dan kali ini aku yang kurang gesit. Pihak kantor mentransfer uang THR tanpa pemberitahuan sebelumnya, Jadi aku kecolongan. Oknum asuransi tersebut rajin sekali menelpon ke hp ku, tapi aku tak ingin mengangkat karena takut terbawa kata2nya lagi. Ketika ada seorang Teman yg memberitahujkan kalau THR sudah keluar. Dan ternyata, uang THR ku jumlahnya lebih sedikit dari rekan kerjaku. Ternyata saldoku sudah didebet oleh pihak asuransi itu.Tapi dari pihak asuransi itu belum mengirimka. Polis asuransinya ke rumah. Dengan jumlah yang lumayan besar yaitu 540 ribu. Sangat berarti sekali untuk uang lebaran yang terambil sia2. Ingin menuntut ke jalur hukum, tapi pastinya akan keluar uang lebih banyak. Akhirnya aku ke bank dan meminta dibuatkan surat pembatalan ke pihak asuransi tersebut. Kuutarakan juga bahwa aku kecewa mengapa pihak bank memberikan nomor customer dengan nominal tabungan tertentu kepada pihak asuransi. Dan kagetnya, pihak CS nya kurang memuaskan sekali penjelasannya. Terutama ketika CS nya bilang bank tersebut yang selama ini kita kenal sebagai bank syariah, sekarang telah berubah menjadi semi konvensional. Entahlah, mungkin pemegang saham yang sekarang bukan orang muslim. Sekarang jadi susah membedakan bank syariah dengan konvensional. Namanya sudah jd syariah2an. Tapi, dibalik itu semua ada hikmahnya. Aku jadi lebih mawas diri dan juga koreksi diri. Semoga kejadian ini dapat membersihkan pendapatan yang kuterima. Dari situ, aku belajar ikhlas, dan yakin bahwa rejeki sudah ditentukan Allah. Dan benar, tak lama kemudian aku memperoleh rejeki lebih besar daripada uang yang hilang. Jadi, bisa dapat tambahan uang untuk pulkam. Hehehe. Alhamdulillah..
Keempat, untuk pertama kalinya aku mengikuti yang namanya itikaf. Ternyata luar biasa. Biasanya, di masjid2 kalau akhir2 bulan ramadhan jadi lebih sedikit jamaah salatnya. Tapi ini berbeda sekali, di masjid tempatku ikut beritikaf justru dipenuhi banyak jamaah. Waaah jadi berasa ikut umroh. Hehhe.. nuansa religiusnya terasa. Mulai dari mendengar siraman rohani ustad, berbuka dengan tajil di masjid, tarawih, salat2 sunnah, baca quran, hingga sahur
bersama. Dalam setengah hari itu benar2 yg pertama kalinya buatku.
Berdasarkan pengalaman2 itu, pastinya aku berharap masih bisa menjumpai ramadhan tahun depan. Mudah2an bisa dimaafkan semua kesalahan2ku yang telah lalu dan kemudian, baik dari Allah maupun dari orange yang pernah aku torehkan kesalahan baik disengaja ataupun tidak. Semoga orang2 yang berusaha memperbaiki diri senantiasa dirahmati Allah SWT. Amiin
Pertama, bedanya kalau pada bulan ramadhan tahun lalu ada seseorang yang mengisi hariku dengan menanyakan kabar, mengingatkan salat, berkabar saat menjelang tidur dan ketika sahur via bbm, sekarang tidak. Ya, Walau pun hal2 seperti itu sebenarnya aku tahu sendiri waktu2nya tanpa harus diingatkan, rasanya pasti senang karena ada yang perhatian. Sekarang, masih ada yang perhatian juga, ada ortu, teman2, dan yg spesialnya pastinya kasih sayang dari Allah. Bisa lebih dekat dan khusyu dalam ibadah, curhatnya langsung ke Allah.
Kedua, alhamdulillah setahun ke belakang dikasih
amanah mengemban tanggung jawab yg lebih. Dari
amanah itulah aku banyak belajar banyak hal. Pastinya, dalam perjalanan setahun ini prosesnya gak mudah, banyak tantangannya. Dan di akhir mengemban amanah ini, bertepatan dengan pertengahan bulan suci ramadhan, aku mendapatkan banyak hadiah. Mulai dari pakaian, mukena, sepatu, tas, parfum, kain, juga THR. Dari hadiah2 itu, aku jadi bisa sedikit berbagi dengan orang2 terdekat.
Ketiga, ada satu kejadian (bisa dibilang musibah kecil) yang memberikan pelajaran berharga buatku. Ya, sebuah program asuransi telemarketing yang bekerjasama dengan bank tempat ku memperoleh uang gaji. Oknum telemarketing itu awalnya menelpon beberapa bulan lalu menelponku. Awalnya ia mengaku sebagai orang bank, belakangan akhirnya ia mengakui sebagai agen asuransi. Entah mengapa aku jadi terbawa omongan sehingga aku mengucapkan kata "ya". Tidak tahunya, ia merekam ucapan "ya" ku itu. Entahlah, aku tersugesti atau apa namanya. Pas aku sadar, aku teringat dengan kata2 orang di telpon tadi, katanya nanti saldoku akan berkurang secara otomatis tiap bulannya. Akhirnya setiap aku gajian, aku menyelamatkan uangku ke rekening ku yang lain. Dan kali ini aku yang kurang gesit. Pihak kantor mentransfer uang THR tanpa pemberitahuan sebelumnya, Jadi aku kecolongan. Oknum asuransi tersebut rajin sekali menelpon ke hp ku, tapi aku tak ingin mengangkat karena takut terbawa kata2nya lagi. Ketika ada seorang Teman yg memberitahujkan kalau THR sudah keluar. Dan ternyata, uang THR ku jumlahnya lebih sedikit dari rekan kerjaku. Ternyata saldoku sudah didebet oleh pihak asuransi itu.Tapi dari pihak asuransi itu belum mengirimka. Polis asuransinya ke rumah. Dengan jumlah yang lumayan besar yaitu 540 ribu. Sangat berarti sekali untuk uang lebaran yang terambil sia2. Ingin menuntut ke jalur hukum, tapi pastinya akan keluar uang lebih banyak. Akhirnya aku ke bank dan meminta dibuatkan surat pembatalan ke pihak asuransi tersebut. Kuutarakan juga bahwa aku kecewa mengapa pihak bank memberikan nomor customer dengan nominal tabungan tertentu kepada pihak asuransi. Dan kagetnya, pihak CS nya kurang memuaskan sekali penjelasannya. Terutama ketika CS nya bilang bank tersebut yang selama ini kita kenal sebagai bank syariah, sekarang telah berubah menjadi semi konvensional. Entahlah, mungkin pemegang saham yang sekarang bukan orang muslim. Sekarang jadi susah membedakan bank syariah dengan konvensional. Namanya sudah jd syariah2an. Tapi, dibalik itu semua ada hikmahnya. Aku jadi lebih mawas diri dan juga koreksi diri. Semoga kejadian ini dapat membersihkan pendapatan yang kuterima. Dari situ, aku belajar ikhlas, dan yakin bahwa rejeki sudah ditentukan Allah. Dan benar, tak lama kemudian aku memperoleh rejeki lebih besar daripada uang yang hilang. Jadi, bisa dapat tambahan uang untuk pulkam. Hehehe. Alhamdulillah..
Keempat, untuk pertama kalinya aku mengikuti yang namanya itikaf. Ternyata luar biasa. Biasanya, di masjid2 kalau akhir2 bulan ramadhan jadi lebih sedikit jamaah salatnya. Tapi ini berbeda sekali, di masjid tempatku ikut beritikaf justru dipenuhi banyak jamaah. Waaah jadi berasa ikut umroh. Hehhe.. nuansa religiusnya terasa. Mulai dari mendengar siraman rohani ustad, berbuka dengan tajil di masjid, tarawih, salat2 sunnah, baca quran, hingga sahur
bersama. Dalam setengah hari itu benar2 yg pertama kalinya buatku.
Berdasarkan pengalaman2 itu, pastinya aku berharap masih bisa menjumpai ramadhan tahun depan. Mudah2an bisa dimaafkan semua kesalahan2ku yang telah lalu dan kemudian, baik dari Allah maupun dari orange yang pernah aku torehkan kesalahan baik disengaja ataupun tidak. Semoga orang2 yang berusaha memperbaiki diri senantiasa dirahmati Allah SWT. Amiin
Komentar
Posting Komentar