Bersyukur karena Merasakan Hidup
Salah satu hal yang membahagiakan adalah ketika bisa menjadi bagian dari dunia seseorang. Apalagi kalau dengan keberadaanku membuat orang lain senang. Semoga bisa menjadi orang yang bermanfaat untuk kebaikan. Kadang suka terlalu mikirin penilaian toxic dari orang lain, sampe lupa kalo yang sayang itu jumlahnya lebih banyak dari yang gak suka.
Sekarang ini lagi belajar sedikit demi sedikit tentang makna kehidupan. Mulai dari belajar untuk respek sama orang, meluangkan waktu buat keluarga, memperbaiki kualitas hidup baik jasmani maupun rohani. Perlahan mulai sadar pentingnya ngerawat diri, bukan sekedar untuk tebar pesona, tapi lebih karena ingin menyayangi diri sendiri, sehingga termotivasi buat merawat wajah, badan, juga penampilan tentunya.
Selain itu, semakin tambah umur, semakin mikir buat lebih bijaksana dalam memaknai kehidupan. Memang, pada prakteknya itu dari level sulit sampai sulit sekali. Belajar memahami karakter dan sifat orang sekaligus menerima kelebihan dan kekurangan orang lain, belajar mengontrol emosi, mengurangi hasrat berlebihan atau ambisius terhadap hal-hal yang sifatnya duniawi banget, banyak bersyukur, juga menjauhi berbagai penyakit hati.
Belajar ikhlas dalam sikap dan perbuatan. Karena ketika kecewa itu datang, bisa dipastikan bahwa diri ini masih kurang ikhlas. Sekali lagi, ini memang sulit dan butuh belajar seumur hidup.
Harapanku, semoga Allah menakdirkan mempertemukan teman hidup yang baik untukku kelak. Yang baik agamanya, kecerdasannya, juga akhlaknya, yang bisa saling menerima kelebihan dan kekurangan masing2. Agar ketika bersamanya semakin dekat pada yang maha kuasa, menjadi pribadi yang positif, dan sama-sama termotivasi untuk kualitas hidup yang lebih baik.
Dan Alhamdulillahnya, walau sekarang masih single, aku punya kedua orang tua yang selalu mendukung keputusan yang aku ambil. Ditambah, Allah mempertemukanku dengan sahabat2 yang baik dan mengingatkan dalam kebaikan. Itu salah satu rizki yang patut disyukuri. Lingkungan pertemanan yang gaul tapi juga tempat belajar agama. Kemudian, aku juga punya anak murid yang walau kadang nyebelin, tapi bikin sayang..
Sekarang ini lagi belajar sedikit demi sedikit tentang makna kehidupan. Mulai dari belajar untuk respek sama orang, meluangkan waktu buat keluarga, memperbaiki kualitas hidup baik jasmani maupun rohani. Perlahan mulai sadar pentingnya ngerawat diri, bukan sekedar untuk tebar pesona, tapi lebih karena ingin menyayangi diri sendiri, sehingga termotivasi buat merawat wajah, badan, juga penampilan tentunya.
Selain itu, semakin tambah umur, semakin mikir buat lebih bijaksana dalam memaknai kehidupan. Memang, pada prakteknya itu dari level sulit sampai sulit sekali. Belajar memahami karakter dan sifat orang sekaligus menerima kelebihan dan kekurangan orang lain, belajar mengontrol emosi, mengurangi hasrat berlebihan atau ambisius terhadap hal-hal yang sifatnya duniawi banget, banyak bersyukur, juga menjauhi berbagai penyakit hati.
Belajar ikhlas dalam sikap dan perbuatan. Karena ketika kecewa itu datang, bisa dipastikan bahwa diri ini masih kurang ikhlas. Sekali lagi, ini memang sulit dan butuh belajar seumur hidup.
Harapanku, semoga Allah menakdirkan mempertemukan teman hidup yang baik untukku kelak. Yang baik agamanya, kecerdasannya, juga akhlaknya, yang bisa saling menerima kelebihan dan kekurangan masing2. Agar ketika bersamanya semakin dekat pada yang maha kuasa, menjadi pribadi yang positif, dan sama-sama termotivasi untuk kualitas hidup yang lebih baik.
Dan Alhamdulillahnya, walau sekarang masih single, aku punya kedua orang tua yang selalu mendukung keputusan yang aku ambil. Ditambah, Allah mempertemukanku dengan sahabat2 yang baik dan mengingatkan dalam kebaikan. Itu salah satu rizki yang patut disyukuri. Lingkungan pertemanan yang gaul tapi juga tempat belajar agama. Kemudian, aku juga punya anak murid yang walau kadang nyebelin, tapi bikin sayang..
Komentar
Posting Komentar