My Journey As A Teacher

Tak terasa sudah menginjak tahun ke enam menjadi seorang guru. Salah satu profesi yang mulia di mata masyarakat. Walau harus diakui, menjadi guru itu banyak tantangannya. Apalagi untuk guru di sekolah swasta. Mulai dari salary yang mungkin saja tidak lebih besar dari buruh, belum lagi tuntutan dari atasan, minimnya apresiasi terhadap kinerja guru, dan anak-anak didik yang  kemampuannya bervariasi, terlebih sikap dan budi siswa yang dinilai 'spesial'. Bagaimana cara mendidik yang baik? Itulah yang terus menerus menjadi perenunganku dan hal yang aku upayakan selama ini.

Guru dituntut untuk menjadi teladan, karena ia digugu dan ditiru. Sementara, sebagai manusia, harus kuakui bahwa aku masih sangatlah jauh untuk bisa menjadi teladan bagi mereka. Karena bagaimana mungkin aku bisa memberikan sesuatu yang bahkan tidak aku miliki? Yang bisa aku lakukan ialah berusaha melatih diri agar mempunyai sikap yang bijak dan sifat yang  baik serta berprinsip. Agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, bukan untuk merasa menjadi lebih baik dari orang lain.


Tahun berganti tahun, begitu pula dengan pergantian peserta didik. Setiap angkatannya mempunyai keunikan masing-masing. Dengan demikian, suka tidak suka, mau tidak mau, adalah sebuah tanggung jawab untuk membimbing mereka hingga lulus sekolah.

Begitu banyak kejutan yang terjadi tiap harinya. Bagaimana tidak? Seringkali kesabaran diuji dengan tingkah laku mereka yang tidak disangka-sangka. Belum lagi dengan problematika dan resiko dari apa yang mereka lakukan.  Dengan masalah yang tidak hanya karena faktor lingkungan atau teman sepermainan, tetapi juga masalah yang telah mereka bawa dari rumah. Lelah, adalah kata yang keluar ataupun hampir keluar dari lisan ini. Bahkan beberapa kali terucap amarah kepada mereka yang begitu sulit untuk diarahkan.

Ada satu titik dimana aku sadar bahwa bagaimanapun yang aku hadapi adalah manusia. Manusia itu punya dua sisi, baik dan buruk. Ia juga punya hati dan nurani, yang oleh karenanya harus pula disentuh dengan hati. Ketika lelah mulai datang, aku berpikir 'mungkin akunya yang masih kurang ikhlas dalam menjalankan amanah ini'. Dari sanalah pada akhirnya aku menerima bahwa tidak ada yang instan di dunia ini, apalagi merubah orang lain menjadi lebih baik dan berguna untuk kebajikan.

Tugas kita sebagai guru ialah menyampaikan dan mendoakan, karena hanya Allah lah yang bisa membolak-balikkan hati. Jadi aku tanamkan dalam diri ini untuk tidak banyak berharap pada manusia. Hal ini karena kehendak Tuhan tidak selalu sejalan dengan harapan manusia.

Di sisi lain, mereka pun punya kelebihan juga. Banyak juga hal baik dari diri mereka yang kita ketahui dan bahkan tidak kita sangka sebelumnya. Itu seperti kejutan buatku. Terkadang aku merasa malu dan berpikir 'mereka bisa menerimaku dengan keterbatasanku, lantas mengapa aku harus terlarut dalam mengahdapi kekurangan yang ada di diri mereka'. Itulah yang pada akhirnya membuatku sadar bahwa menerima dan mengarahkan dengan sabar serta ketulusan dapat mengubah keadaan sedikit demi sedikit. Ya, seperti yang kurasakan sekarang. Mereka adalah ladang amal untukku. Tempat pundi-pundi kebaikan yang mudah-mudahan bisa jadi penolongku di akhirat kelak.

Maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang kau dustakan? (Ayat yang diulang-ulang dalam surat Ar-Rahman). Alhamdulillah, karena Allah mempertemukan aku dengan mereka. Aku banyak belajar banyak hal dari mereka. Everything happens for a reason.

Mereka adalah bagian dari takdir yang dituliskan untukku. Dan sekarang, aku ingin mengasah kemampuanku dan juga mempelajari hal-hal yang bersifat psikologis-spiritual-sosiologis. Memaksimalkan apa yang harus dimaksimalkan. Selagi muda, selagi bisa, selagi mampu. Karena bisa jadi, ini adalah aktivitas yang akan aku rindukan di kemudian hari.

Terima kasih nak, telah membuat ibu belajar banyak hal. Semoga kebahagian senantiasa membersamai kalian. Jadilah anak yang membahagiakan kedua orang tua juga menjadi manusia yang bermanfaat untuk kebajikan. Aamiin

Jakarta 25112019
10.31 wib

Komentar

Postingan Populer