Surat untuk Mas I (bagian 3): Jadi ini...

Jadi ini yang dinamakan rindu?
Aneh memang, mengingat ini bukanlah rindu biasa
Melainkan rindu pada sosok yang bahkan belum pernah aku jumpai
Sosok yang baru aku jumpai levat video call, itu pun hanya satu kali


Entah kenapa berbincang denganmu begitu menyenangkan
Selalu ada topik yang seru untuk dibicarakan
Sekali bercerita selalu menghabiskan waktu berjam-jam
Dari yang tadinya iseng, kemudian memunculkan rasa yang berbeda

Padahal sebelumnya aku meragukan perasaan ini
Tapi semakin kutolak, rasanya ia semakin dekat
Atau mungkin ini hanya perasaanku saja
Jatuh hati pada seseorang yang aku kenal lewat pesan teks


Aku tak ingin tenggelam dalam asumsiku sendiri
Terjebak dalam harap, menjelma ke dalam ilusi
Terkadang, kurasa Aku harus mencari kepastian itu
Agar aku tidak berlama-lama dalam rasa penasaran

Andai kamu tau, sebenarnya aku masih ada disana hanya untuk menunggu perbincangan kita,
bukan untuk menunggu yang lain..
Dan tiap kali kita berbicara, kau selalu bertanya hal yang sama "sudah nemu belum?"
Aku sudah menemukannya, dan itu kamu
Orang yang pertama kali aku kenal di sana


Aku tak ingin terperangkap dalam rasa penasaran yang berkepanjangan
Aku harus mencari kepastian itu agar tidak menyesal
Mungkin inilah upaya terakhir yang bisa aku lakukan
Agar aku tahu apakah harus maju atau mundur teratur


Terima kasih telah hadir ke duniaku
Meski kamu selalu bertanya "terima kasih kenapa?" setiap kali aku mengucapkannya
Aku tau kamu hanya "kura-kura dalam perahu"
Dan kalau kamu membaca ini, kamu pasti tau ini untuk kamu


Dan kalau kamu sampai menemukan tulisan ini,
Berarti kamu juga ingin tahu
Seperti sebesar keingintahuanmu akan cerita-ceritaku
Suatu rasa yang tak mampu kukatakan langsung


Jujur aku tau aku terlampau hanyut
Tak semestinya aku begini
Padahal aku langsung merasa kalah
Saat aku tau kamu lebih segala-galanya


Entah kamu akan membacanya atau tidak
Terlambat atau tidak ketika membacanya
Aku mencatat ini untuk mengabadikan
Bahwa kau pernah ada dan hadir

Kamu pasti menertawakanku bila membaca ini
Seperti termakan ucapan sendiri. Hahaha
Aku masih menunggu kehumoranmu, tentang hobimu, juga cerita-ceritamu
Kisah kita terlalu unik untuk tidak diabadikan

Kita dua insan yang tidak sempurna
Bertemu dalam suatu dunia di tengah pandemi
Situasi yang mengharuskan orang-orang untuk tetap di rumah
Tetapi kita malah bertemu di sana


*Di penghujung juni, di dalam kamar
Dengan baterai seluler yang nyaris habis
Beserta kerinduan yang tidak habis-habis
Untuk lelaki yang namanya sesuai artinya
"Dimudahkan untuk dicintai"
Dari aku, pengagummu..*


Jakarta, 30 Juni 2020
22.59 WIB


Komentar

Postingan Populer