Surat Untuk Mas I (Bagian 2) : (Masih) Dear Mas I
Dear mas I.. aku sangat berterima kasih karena kamu masih mau menerimaku kembali sebagai temanmu. Dan rasa rindu bercerita itu akhirnya terulang. Betapa kamu sangat antusias ingin tahu ceritaku. Dan kita kembali bercerita dan aku semakin terbawa bahagia. Aku sangat suka, karena kita punya selera humor yang sama, dan kamu punya wawasan yang luas.
Dan hari ini, aku tau informasi tentangmu dari sahabatku yg ternyata adik kelasmu waktu SMA mas. Wah, mas, ternyata kamu orang hebat. Dan aku merasa semakin minder setelah aku tau semuanya. Terima kasih untuk jujur sama aku. Dan ternyata kamu jauh lebih hebat dari yang aku bayangkan. Mas, aku serasa kalah semua-semuanya mas. Apa aku bisa jadi yang spesial di hatimu?
Ya, setelah tau semua ini, aku ga mau banyak berharap. Aku hanya punya rasa yg istimewa. Kekaguman akan sosokmu yang hangat dan sangat menghargai aku. Kamu begitu realistis. Aku hanya bisa mendoakan. Semoga kamu segera mendapatkan gadis yang tepat untuk jadi pendamping hidupmu, yg juga direstui oleh kedua orang tuamu, keluarga besarmu. Entah sampai kapan kita bisa berteman, yang jelas, suatu kehormatan bisa mengenalmu. Aihhh aku masih mengingat bagaimana saat pertama kali aku melihat senyumanmu untukku. Sejuk sekali. Hahaaha
Jakarta, 17 juni 2020
23.03 WIB
Dan hari ini, aku tau informasi tentangmu dari sahabatku yg ternyata adik kelasmu waktu SMA mas. Wah, mas, ternyata kamu orang hebat. Dan aku merasa semakin minder setelah aku tau semuanya. Terima kasih untuk jujur sama aku. Dan ternyata kamu jauh lebih hebat dari yang aku bayangkan. Mas, aku serasa kalah semua-semuanya mas. Apa aku bisa jadi yang spesial di hatimu?
Ya, setelah tau semua ini, aku ga mau banyak berharap. Aku hanya punya rasa yg istimewa. Kekaguman akan sosokmu yang hangat dan sangat menghargai aku. Kamu begitu realistis. Aku hanya bisa mendoakan. Semoga kamu segera mendapatkan gadis yang tepat untuk jadi pendamping hidupmu, yg juga direstui oleh kedua orang tuamu, keluarga besarmu. Entah sampai kapan kita bisa berteman, yang jelas, suatu kehormatan bisa mengenalmu. Aihhh aku masih mengingat bagaimana saat pertama kali aku melihat senyumanmu untukku. Sejuk sekali. Hahaaha
Jakarta, 17 juni 2020
23.03 WIB
Komentar
Posting Komentar