Mencintai atau Dicintai? (Part 1)
Hallo my blog.. kali ini gue ga mau berpuitis ria. Gue mau nulis unek-unek gue yang memang seharusnya gue tuang di tulisan ini. Supaya kalo gue mengalami hal serupa, gue jadi inget pengalaman-pengalaman yang sebelumnya. Karena ini adalah pecutan buat bangkit lagi kalo sewaktu-waktu ngalamin hal serupa.
Jatuh.. iya jatuh, tapi ini bukan sembarang jatuh. Kata orang sih ini namanya jatuh cinta. Jatuh yang bikin ketagihan, walau tak jarang yang pada akhirnya merasakan sakit, namun tak berdarah. Nah, jatuh cinta yang gue maksud di sini adalah cinta kepada lawan jenis.
Kenyataannya, cinta itu semu. Rasa cinta itu bisa berkurang dan bertambah, tergantung apakah kita tetap memupuk perasaan itu, atau mungkin kita lepaskan. Tentunya keputusan itu dengan berbagai alasan pada masing-masing individu.
Intinya, jatuh cinta adalah hak lu, tapi bukan kewajiban dia buat ngerasain apa yang lu rasakan. Inilah kehidupan romansa, dimana kita harus sportif. Lu ga harus membalas cinta orang yang mencintai lu, tapi jangan lupa juga bahwa orang lain pun ga harus membalas perasaan suka lu ke dia.
Gue mau bahas pengalaman romansa gue yang punya warna tersendiri di dalam hidup gue. Yang mana dari pengalaman ini, gue jadi belajar tentang kedewasaan. Dalam hal ini, gue mau bahas 2 jenis cinta yang menggunakan kata kerja berikut dengan konsekuensinya:
1. Mencintai
2. Dicintai
Kira-kira, mana yang lebih menyakitkan bila kita harus kehilangan?
Pertama, gue akan bahas tentang "mencintai". Mencintai itu sebenarnya melelahkan, tapi ya, kenapa banyak orang yang ga kapok dalam mencintai? Karena ketika lu jatuh cinta, lu akan mendapat asupan hormon bahagia. Lu jadi semangat buat melakukan aktivitas. Itu sisi positifnya. Bonusnya, lu akan lebih bahagia bila si doi punya perasaan yang sama terhadap lu. Hanya saja, untuk tau itu semua, harus ada upayanya. Entah salah satu pihak, atau keduanya.
Nah, kabar buruknya adalah 'bagaimana kalo dia ga punya perasaan yang sama dengan lu?' ya itu pilihan masing-masing orang. Bisa mengikhlaskan walau berat, ataupun mengejar terus-terusan sampai dapat atau bahkan sampai bosan karena si dia tetap ga ada rasa.
Selama ini memang gue akui ketika gue jatuh cinta, gue selalu bawa itu di dalam doa gue. Dalam hal ini, gue percaya, bahwa Allah pasti akan kasih yang terbaik bagi setiap hambanya. Pada akhirnya, gue akan mengerti, kenapa Allah menjawab 'tidak' untuk apa yang gue mau. Karena 'tidak' juga merupakan sebuah jawaban.
Sumber: Al-quran
Everything happens for a reason. Itu kenapa gue percaya banget rencana Allah lebih indah. Bukan berarti orang yang tidak bersatu itu karena salah satunya ga baik. Bukan itu.. tapi lebih ke mungkin kedua-duanya orang baik, tapi akan lebih baik bila tidak bersatu. Karena bisa jadi ketika mereka bersatu malah ga baik ke depannya.
Tuhan menciptakan milyaran manusia dengan kisahnya yang berbeda-beda. Adapun yang kisahnya awalnya serupa, lalu di tengah-tengah beda cerita. Dan di akhir? Yang paling tau ya hanya Allah. Ya, intinya sih lakukan yang terbaik yang bisa dilakukan. Cintai diri sendiri secara utuh berikut kelebihan dan kekurangannya. Baru deh lu bisa mencintai orang lain berikut plus minusnya. Mana mungkin lu bisa menerima orang lain kalo lu sendiri ga bisa menerima diri lu apa adanya? Bahagia lu, elu yang nentuin. Bukan kewajiban orang lain buat ngebahagiain elu. Itu yang musti diinget.
Jujur ya, jatuh cinta gue yang sekarang gue rasain ini, bener-bener beda. Karena baru kali ini gue ngerasa seru buat ngomongin apa aja sama dia. Dia humoris, baik, temen curhat laki-laki yang paling asik yang pernah gue punya. dari hal yang lucu sampe hal yang sifatnya privasi dan rahasia. Hahaha berasa dekat secara kalbu.
Dia paham banget cara ngetrit perempuan. Ya, karena dia punya banyak temen cewek. Tapi kalo cowok yang humble gitu, kitanya bingung dia itu suka juga apa cuma ramah. Gue ga bisa baca itu.
Dia terlahir dari kalangan kelas sosial yang lebih tinggi daripada gue. Selain itu dia juga jago bahasa Inggris, pintar, berprestasi, latar belakang keluarganya juga relijius. Ditambah, dia itu adalah seorang insinyur. Mantap ga tuh? Dan dia punya hobi fotografi dan hobinya itu udah membawa dia ngebolang sampai keliling Indonesia, bahkan ke luar negeri (tapi yang ke LN ga dia ceritain sih. Gue tau dari sumber lain kalo ternyata dia juga motret untuk majalah). Maaf ya mas, diam-diam aku meriset. Hehehe tapi ga ada maksud apa-apa kok, hanya ingin mengenal dengan baik.
Gue paham banget sama posisi gue. That's why gue milih untuk cabut dari interaksi kita yang bikin gue lama-lama jadi baper beneran (tapi gue ga tau dia baper juga apa nggak. Haha). Ya walaupun gue cewek, nyatanya rasa minder itu ada dan nyata. Gue udah berdoa sama Allah, dan sepertinya cluenya adalah gue harus upgrade diri gue dulu, supaya gue jadi orang yang lebih keren kualitas hidupnya dan lebih pede. Entah nantinya Allah berkehendak gue akan membersamai dia sisa hidup kita, atau Allah kasih jalan cerita yang lain. Yang jelas kalopun annati ga berjodoh, toh hasil upgrade diri gue untuk diri gue sendiri dan pasangan gue nanti juga kan? Wallahualam..
"Dear my senior in middle school, thanks for all your story that you've shared to me. Thanks for entertained me in this pandemic. Thank you for our friendship". Walaupun setiap kali aku bilang makasih, kamu selalu tanya "terima kasih kenapa?". Ahhaha..
Entah dengan siapa nantinya, aku harap kamu bahagia. Dan aku juga yakin aku pasti bahagia dengan apa yang menjadi takdirku. Jangan putuskan pertemanan kita di ig ya mas. Sepertinya aku akan jadi likers hasil jepretanmu yang bagus-bagus itu. Lucunya, Aku menulis di mana kamu tidak membacanya. Hahaa.. Iya, kamu bukan orang baik, kamu udah pernah ingetin itu ke aku. Iya, aku ga lupa kok. Aku memang pelupa, tapi aku inget apa yang kamu katakan. Mana ada orang baik mengaku baik? Aku juga bukan orang baik kok. Kita sama-manusia, sama-sama pendosa. adapun yang beda, bedanya adalah cara kita melakukan dosanya.
Yap sekian untuk part 1. Nanti part 2 nya akan dilanjut pas ada kesempatan lagi insya Allah. Intinya, mencintai itu sakit bila harus kehilangan. Tapi akan lebih indah bila keduanya punya rasa yang sama. Kalo mau dapetin hatinya, ya harus berjuang. Dan gue berjuang sesuai kapasitas gue sebagai seorang perempuan. Perjuangan gue secara gerilya. Gue ga deketin dia lagi, tapi gue deketin Tuhannya. Dan doa gue pun ga memaksa harus sama dia. Gue minta dikasih yang terbaik. Sebagaiman Allah telah menjawab doa-doa gue selama ini. Yakin ini pasti bisa dilalui.
"Kita tidak bisa memilih atau merencanakan dengan siapa kita jatuh cinta, tapi kita bisa memilih dengan siapa kita akan berpasangan". Dan tentang pilihan itu, hanya Allah yang bisa membolak-balikkan hati. Semangat untuk para pejuang ridhonya Allah..
Jakarta, 10 juli 2020
Pukul 02.06 WIB
Jatuh.. iya jatuh, tapi ini bukan sembarang jatuh. Kata orang sih ini namanya jatuh cinta. Jatuh yang bikin ketagihan, walau tak jarang yang pada akhirnya merasakan sakit, namun tak berdarah. Nah, jatuh cinta yang gue maksud di sini adalah cinta kepada lawan jenis.
Kenyataannya, cinta itu semu. Rasa cinta itu bisa berkurang dan bertambah, tergantung apakah kita tetap memupuk perasaan itu, atau mungkin kita lepaskan. Tentunya keputusan itu dengan berbagai alasan pada masing-masing individu.
Intinya, jatuh cinta adalah hak lu, tapi bukan kewajiban dia buat ngerasain apa yang lu rasakan. Inilah kehidupan romansa, dimana kita harus sportif. Lu ga harus membalas cinta orang yang mencintai lu, tapi jangan lupa juga bahwa orang lain pun ga harus membalas perasaan suka lu ke dia.
Gue mau bahas pengalaman romansa gue yang punya warna tersendiri di dalam hidup gue. Yang mana dari pengalaman ini, gue jadi belajar tentang kedewasaan. Dalam hal ini, gue mau bahas 2 jenis cinta yang menggunakan kata kerja berikut dengan konsekuensinya:
1. Mencintai
2. Dicintai
Kira-kira, mana yang lebih menyakitkan bila kita harus kehilangan?
Pertama, gue akan bahas tentang "mencintai". Mencintai itu sebenarnya melelahkan, tapi ya, kenapa banyak orang yang ga kapok dalam mencintai? Karena ketika lu jatuh cinta, lu akan mendapat asupan hormon bahagia. Lu jadi semangat buat melakukan aktivitas. Itu sisi positifnya. Bonusnya, lu akan lebih bahagia bila si doi punya perasaan yang sama terhadap lu. Hanya saja, untuk tau itu semua, harus ada upayanya. Entah salah satu pihak, atau keduanya.
Nah, kabar buruknya adalah 'bagaimana kalo dia ga punya perasaan yang sama dengan lu?' ya itu pilihan masing-masing orang. Bisa mengikhlaskan walau berat, ataupun mengejar terus-terusan sampai dapat atau bahkan sampai bosan karena si dia tetap ga ada rasa.
Selama ini memang gue akui ketika gue jatuh cinta, gue selalu bawa itu di dalam doa gue. Dalam hal ini, gue percaya, bahwa Allah pasti akan kasih yang terbaik bagi setiap hambanya. Pada akhirnya, gue akan mengerti, kenapa Allah menjawab 'tidak' untuk apa yang gue mau. Karena 'tidak' juga merupakan sebuah jawaban.
Sumber: Al-quran
Everything happens for a reason. Itu kenapa gue percaya banget rencana Allah lebih indah. Bukan berarti orang yang tidak bersatu itu karena salah satunya ga baik. Bukan itu.. tapi lebih ke mungkin kedua-duanya orang baik, tapi akan lebih baik bila tidak bersatu. Karena bisa jadi ketika mereka bersatu malah ga baik ke depannya.
Tuhan menciptakan milyaran manusia dengan kisahnya yang berbeda-beda. Adapun yang kisahnya awalnya serupa, lalu di tengah-tengah beda cerita. Dan di akhir? Yang paling tau ya hanya Allah. Ya, intinya sih lakukan yang terbaik yang bisa dilakukan. Cintai diri sendiri secara utuh berikut kelebihan dan kekurangannya. Baru deh lu bisa mencintai orang lain berikut plus minusnya. Mana mungkin lu bisa menerima orang lain kalo lu sendiri ga bisa menerima diri lu apa adanya? Bahagia lu, elu yang nentuin. Bukan kewajiban orang lain buat ngebahagiain elu. Itu yang musti diinget.
Jujur ya, jatuh cinta gue yang sekarang gue rasain ini, bener-bener beda. Karena baru kali ini gue ngerasa seru buat ngomongin apa aja sama dia. Dia humoris, baik, temen curhat laki-laki yang paling asik yang pernah gue punya. dari hal yang lucu sampe hal yang sifatnya privasi dan rahasia. Hahaha berasa dekat secara kalbu.
Dia paham banget cara ngetrit perempuan. Ya, karena dia punya banyak temen cewek. Tapi kalo cowok yang humble gitu, kitanya bingung dia itu suka juga apa cuma ramah. Gue ga bisa baca itu.
- Jadi ya, dia paham lah kalo cewek senengnya direspon balik kalo curhat. Bingung juga sih bedain curhat sama ngeghibah. Hahaha. Tapi sayang, gue terlalu minder buat maju. Karena apa? Karena belakangan ini gue tau dari sumber-sumber tertulis maupun dari apa yang dia katakan. Kesimpulannya adalah, dia serba lebih daripada gue. Bisa dibilang jomplang lah ya..
Dia terlahir dari kalangan kelas sosial yang lebih tinggi daripada gue. Selain itu dia juga jago bahasa Inggris, pintar, berprestasi, latar belakang keluarganya juga relijius. Ditambah, dia itu adalah seorang insinyur. Mantap ga tuh? Dan dia punya hobi fotografi dan hobinya itu udah membawa dia ngebolang sampai keliling Indonesia, bahkan ke luar negeri (tapi yang ke LN ga dia ceritain sih. Gue tau dari sumber lain kalo ternyata dia juga motret untuk majalah). Maaf ya mas, diam-diam aku meriset. Hehehe tapi ga ada maksud apa-apa kok, hanya ingin mengenal dengan baik.
Gue paham banget sama posisi gue. That's why gue milih untuk cabut dari interaksi kita yang bikin gue lama-lama jadi baper beneran (tapi gue ga tau dia baper juga apa nggak. Haha). Ya walaupun gue cewek, nyatanya rasa minder itu ada dan nyata. Gue udah berdoa sama Allah, dan sepertinya cluenya adalah gue harus upgrade diri gue dulu, supaya gue jadi orang yang lebih keren kualitas hidupnya dan lebih pede. Entah nantinya Allah berkehendak gue akan membersamai dia sisa hidup kita, atau Allah kasih jalan cerita yang lain. Yang jelas kalopun annati ga berjodoh, toh hasil upgrade diri gue untuk diri gue sendiri dan pasangan gue nanti juga kan? Wallahualam..
"Dear my senior in middle school, thanks for all your story that you've shared to me. Thanks for entertained me in this pandemic. Thank you for our friendship". Walaupun setiap kali aku bilang makasih, kamu selalu tanya "terima kasih kenapa?". Ahhaha..
Entah dengan siapa nantinya, aku harap kamu bahagia. Dan aku juga yakin aku pasti bahagia dengan apa yang menjadi takdirku. Jangan putuskan pertemanan kita di ig ya mas. Sepertinya aku akan jadi likers hasil jepretanmu yang bagus-bagus itu. Lucunya, Aku menulis di mana kamu tidak membacanya. Hahaa.. Iya, kamu bukan orang baik, kamu udah pernah ingetin itu ke aku. Iya, aku ga lupa kok. Aku memang pelupa, tapi aku inget apa yang kamu katakan. Mana ada orang baik mengaku baik? Aku juga bukan orang baik kok. Kita sama-manusia, sama-sama pendosa. adapun yang beda, bedanya adalah cara kita melakukan dosanya.
Yap sekian untuk part 1. Nanti part 2 nya akan dilanjut pas ada kesempatan lagi insya Allah. Intinya, mencintai itu sakit bila harus kehilangan. Tapi akan lebih indah bila keduanya punya rasa yang sama. Kalo mau dapetin hatinya, ya harus berjuang. Dan gue berjuang sesuai kapasitas gue sebagai seorang perempuan. Perjuangan gue secara gerilya. Gue ga deketin dia lagi, tapi gue deketin Tuhannya. Dan doa gue pun ga memaksa harus sama dia. Gue minta dikasih yang terbaik. Sebagaiman Allah telah menjawab doa-doa gue selama ini. Yakin ini pasti bisa dilalui.
"Kita tidak bisa memilih atau merencanakan dengan siapa kita jatuh cinta, tapi kita bisa memilih dengan siapa kita akan berpasangan". Dan tentang pilihan itu, hanya Allah yang bisa membolak-balikkan hati. Semangat untuk para pejuang ridhonya Allah..
Jakarta, 10 juli 2020
Pukul 02.06 WIB
Komentar
Posting Komentar